KENAIKAN HARGA AYAM POTONG DALAM NEGERI MEMBUAT BANYAK PEDAGANG AYAM MOGOK BERJUALAN

KENAIKAN HARGA AYAM POTONG DALAM NEGERI MEMBUAT BANYAK PEDAGANG AYAM MOGOK BERJUALAN

Mediapersindonesia.com – PENDIDIKAN. Indonesia, sebagai negara yang kekayaan alamnya berlimpah, ternyata tidak lepas dari permasalahan kenaikan harga didalam negeri. Salah satunya kenaikan harga pokok ayam potong dalam negeri yang melonjak sangat jauh dari yang berkisar Rp.32.000 perkilo menjadi Rp.45.000 perkilo saat malam takbir sampai pasca lebaran Idul Adha 1444H.

Mengapa hal tersebut terjadi?

Mengutip dari Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Herry Dermawan mengungkapkan kenaikan harga pakan yang sudah mencapai 30% dalam 2 tahun terakhir menjadi penyebab melonjaknya harga daging ayam.

Tingginya harga pakan yang sudah mencapai Rp 9.500/Kg dari semula Rp 6-7.000/Kg hingga naiknya harga DOC atau bibit ayam masih menjadi penyebab harga daging ayam naik. Sehingga harga daging yang tinggi tidak lantas membuat peternak untung karena modalnya sudah besar.

Apa dampaknya terhadap masyarakat terkait kenaikan harga ayam potong dalam negeri?

Berdasarkan salah seorang pedagang dengan nama panggilan Mang Kumis sebagai salah satu penjual ayam potong dalam negeri di pasar tradisional RAU RTC Serang, Banten mengatakan

“Semenjak harga ayam terus melonjak naik banyak para pedagang ayam potong dalam negeri mogok berjualan, akibatnya banyak masyarakat yang berjualan membutuhkan ayam potong dalam negeri meniadakan menu ayam dalam penjualan mereka akibat banyaknya pedagang ayam potong dalam negeri yang mogok berjualan”

Bagaimana solusi yang tepat untuk masalah kenaikan harga ayam potong dalam negeri tersebut?

Indonesia sangat bergantung pada harga bibit ayam luar negeri sehingga harga bibit ayam bergantung pada situasi ekonomi dunia. Indonesia sudah menjadi yang pertama untuk menciptakan bibitnya bibit ayam yang lebih dikenal dengan nama Great Grand Parent Stock (GGP) di Asia. Ayam yang dihasilkan dari bibit tersebut memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan bibit ayam yang berasal dari negara lain. Karakteristik ini membuat bibit ayam dari Indonesia cocok terhadap iklim tropis yang ada di Indonesia.

Solusi yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menekan angka impor bibit ayam dari luar negeri. Dan lebih menekankan penjualan produk ayam potong dalam negeri sehingga masyarakatnya tidak perlu khawatir akan kenaikan harga pokok ayam potong dalam negeri. Pemerintah juga diharapkan untuk tetap berkolaborasi aktif dengan para pelaku usaha, sehingga keberhasilan dalam penerapan kebijakan dapat benar-benar dirasakan masyarakat.


PENULIS: Ramadani Saputra, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, PSDKU Universitas Pamulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *